Selasa, 19 Agustus 2008

Metode Pembukuan Terpisah dan Tidak Terpisah Penghitungan Likuidasi Joint Venture

Rasio Laba-Rugi Cicilan pertama dengan Metode Pembukuan Terpisah dan Pembukuan Gabungan Sekutu

Suatu usaha perdagangan khusus yang dilakukan oleh dua orang atau lebih atau oleh kesatuan usaha, yang dihentikan apabila tujuan yang ditetapkan tercapai disebut usaha patungan. Ada dua metode akuntansi untuk usaha patungan :
(1) Buku-buku tersendiri atau terpisah diselenggarakan untuk usaha patungan ;
(2) Buku-buku tersendiri tidak diselenggarakan, tetapi perkiraan untuk transaksi usaha patungan dicatat dalam buku sekutu atau lebih.
Pada penyelenggaraan buku-buku tersendiri

Transaksi Buku persekutuan Firma
(1) A menyerahkan tanah kpd usaha patungan dg nilai lancar yg disetujui sebesar $100.000; harga pokoknya bagi A sebesar $75.000 Tanah .............$100.000
Modal A ..................$100.000
(2) B menyelesaikan kontrak pemetakan, penghiasan, pengairan dan selokan dan perbaikan lainnya atas tanah sebesar $60.000 Tanah .............$60.000
Modal ....................$60.000
(3) C menyerahkan uang kas kpd A bagi tujuan usaha patungan sebesar $40.000 Kas ...............$ 40.000
Modal C .................$40.000
(4) A membayar iklan, komisi dan biaya penjualan lainnya sebesar $37.500 Biaya penjualan $ 37.500
Kas .....................$37.500
(5) petak-petak tanah dijual unutk total sebesar $250.000; dari jumlah inni $50.000 diterima per kas dan sisanya diterima berupa wesel cicilan Kas ................$ 50.000
Wesel tagih ....$200.000
Tanah ...............$ 160.000
Keuntungan
Penjualan tanah 90.000
(6) wesel tagih cicilan dijual tanpa jaminan dg diskonto 10% Kas.................$180.000
Biaya bunga .......20.000
Wwesel tagih ..... $200.000
(7) laba bersih usaha patungan diikhtisarkan dan ditutup pd perkiraan modal sekutu :
laba bersih.......................................$32.500
imbalan khusu bagi A.....................$ 5.000
saldo $27.500 dibagi dlm
rasio 100:60:40 kpd A,B.C :
A............................................$13.750
B.............................................$ 8.250
C.............................................$ 5.500
$32.500 Keuntungan penjualan
Tanah.............$90.000
Biaya penjualan.......$37.500
Biaya bunga.............$20.000
Modal A..................$18.750
Modal B...................$ 8.250
Modal C....................$ 5.500
(8) A membagikan uang kas dalam penyelesaian akhir usaha patungan Modal A..............$118.750
Modal B...............$ 68.250
Modal C................$ 45.500
Kas.........................$232.500


Buku-buku tersendiri A Buku-buku tersendiri B Buku-buku tersendiri C
Investasi dlm perusahaan ABC $100.000
Tanah $75.000
Keuntungan
Penyerahan
Tanah kpd usaha
patungan $25.000
Investasi dlm Prsh
ABC $60.000
Kas $60.000 Investasi dlm Prsh
ABC $40.000
Kas $40.000
Investasi dlm Prsh
ABC $18.750
Pendapatan dari
Prsh ABC $18.750 Investasi dlm Prsh
ABC $8.250
Pendapatan dari
Prsh ABC $8.250 Investasi dlm Prsh
ABC $5.500
Pendapatan dari
Prsh ABC $5.500
Kas $118.750
Investasi dlm Prsh
ABC $118.750 Kas $68.250
Investasi dlm Prsh
ABC $68.250 Kas $45.500
Investasi dlm Prsh
ABC $45.500

Tanpa penyelenggaraan buku-buku tersendiri


Transaksi
Buku-buku A (sekutu pengelola)
(1) A menyerahkan tanah kpd usaha patungan dg nilai lancar yg disetujui sebesar $100.000; harga pokoknya bagi A sebesar $75.000 Usaha patungan ........$100.000
Tanah ...........................$75.000
Keuntungan penyerahan tanah kpd
Usaha patungan (modal)$25.000
(2) B menyelesaikan kontrak pemetakan, penghiasan, pengairan & selokan, dan perbaikan lainnya atas tanah sebesar $60.000
Usaha patungan..........$60.000
B..................................$60.000
(3) C menyerahkan uang kas kpd A u/ tujuan usaha patungan sebesar $40.000 Kas usaha patungan ...$40.000
C.................................$40.000
(4) A membayar iklan,komisi & biaya penjualan lannya sebesar $37.500 Usaha patungan ......... $37.500
Kas usaha patungan....$37.500
(5) petak-petak tanah dijual u/ total $25.000 dari jml ini $50.000 diterima per kas & sisanya diterima berupa wesel tagih cicilan. Kas usaha patungan ....$50.000
Wesel tagih usaha pat. $200.000
Usaha patungan............$250.000


(6) wesel tagih cicilan dijual tanpa jaminan dg diskonto 10% Kas usaha patungan ...$180.000
Usaha patungan ..........$ 20.000
Wesel tagih-usaha patungan$200.000
(7) Laba bersih usaha patungan diikhtisarkan & ditutup pd perkiraan modal sekutu :
Laba bersih.......................... $32.500
Imbalan khusus bagi A ...........$ 5.000
Saldo $27.500 dibagi dlm rasio
100:60:40:kpd A,B,C :
A.............................................$13.750
B..............................................$ 8.250
C..............................................$ 5.500
$32.500
Usaha patungan............$32.500
Pendapatan dr usaha patungan
(modal).............................$18.750
B.......................................$ 8.250
C.......................................$ 5.500
(8) A membagikan uang kas dlm penyelesaian akhir usaha patungan Kas ........................$118.750
B ............................$ 68.250
C .............................$ 45.500
Kas usaha patungan ........$232.500

Contoh Akuntansi untuk Usaha Patungan

Asumsikan bahwa A, B, dan C menandatangani pandirian sebuah usaha patungan untuk kegiatan pembelian, pengembangan, dan penjualan sebidang tanah. A ditetapkan sebagai sekutu pengelola: pada pembubaran usaha patungan ini, imbalan khusus sebesar $5.000 harus diberikan kepadanya dan saldo laba harus dibagi dalam rasio investasi sekutu.

Buku-buku B Buku-buku C
Usaha Patungan $100.000
A $100.000 Usaha Patungan $100.000
A $100.000
Usaha Patungan $ 60.000
Kas............... $ 60.000 Usaha Patungan $ 60.000
B $ 60.000
A....................... $ 40.000
C $ 40.000 A....................... $ 40.000
Kas............... $ 40.000
Usaha Patungan $ 37.500
A $ 37.500 Usaha Patungan $ 37.500
A $ 37.500

A....................... $250.000
Usaha Patungan $250.000 A....................... $250.000
Usaha Patungan $250.000
Usaha Patungan $ 20.000
A.................... $ 20.000 Usaha Patungan $ 20.000
A.................... $ 20.000
Usaha Patungan $ 32.500
Pendapatan
Dari Usaha Patungan $ 8.250
A 18.750
C 5.500 Usaha Patungan $ 32.500
Pendapatan
Dari Usaha Patungan $ 5.500
A 18.750
B 8.250
Kas..................... $ 68.250
C ........................ 45.500
A $113.750 Kas.................... $ 45.500
B ....................... 68.250
A $113.750







Kepentingan A
(dalam 000) Kepentingan B
(dalam 000) Kepentingan C
(dalam 000)
Kas usaha patungan $ 40 Usaha patungan $160 Usaha patungan $160
Usaha patungan $160
Dikurangi kredit : Dikurangi kredit :
$200 A $60 A $60
Dikurangi : C $40 B $60
B $60 $100 $120
C 40 $100



Kepentingan A $100
Kepentingan B $ 60
Kepentingan C $ 40


Accounting Principle Board mandefinisikan perseroan usaha patungan sebagai “suatu perseroan yang dimiliki dan dioperasikan oleh kelompok bisnis kecil ( usaha-usaha patungan ) sebagai suatu bisnis yang terpisah dan spesifik atau proyek untuk keuntungan mutualis dari anggota kelompok”. Perseroan usaha patungan biasanya tidajk memiliki saham yang dijual secara umum. Jadi masalah pencatatan umumnya berkaitan dengan perlakuan usaha patungan ini pada laporan keuangan individunya. Dengan memperhatikan aspek ini, APB menyimpulkan bahwa:
.........metode ekuitas memungkinkan para investor perseroan usaha patungan merefleksikan sifat yang mendasar dari investasi mereka pada usaha patungan tersebut. Oleh karena itu, investor harus memperkirakan investasi saham biasa pada perseroan usaha patungan dengan metode ekuitas, baik pada laporan keuangan yang dikonsolidasikan, maupun pada laporan keuangan perusahaan induk yang diperuntukkan bagi para pemegang saham sebagai laporan keuangan dari kesatuan laporan utama.



Pencatatan
Transaksi
A B C


1. Kas joint venture 10.000.000,00
Kas 10.000.000,00

2. Joint venture 2.500.000,00 Joint venture 2.500.000,00 Joint venture 2.500.000,00
Kas 2.500.000,00 Modal, A 2.500.000,00 Modal, A 2.500.000,00

3. Kas joint venture 10.000.000,00 Modal, A 10.000.000,00 Modal, A 10.000.000,00
Modal, B 10.000.000,00 Kas 10.000.000,00 Modal, B 10.000.000,00

4. Joint venture 15.000.000,00 Joint venture 15.000.000,00 Joint venture 15.000.000,00
Modal, C 15.000.000,00 Modal, C 15.000.000,00 Persediaan 14.000.000,00
Laba 1.000.000,00

5. Joint venture 9.500.000,00 Joint venture 9.500.000,00 Joint venture 9.500.000,00
Kas joint venture 9.500.000,00 Rekening A 9.500.000,00 Rekening A 9.500.000,00

6. Joint venture 3.500.000,00 Joint venture 3.500.000,00 Joint venture 3.500.000,00
Kas joint venture 3.500.000,00 Rekening A 3.500.000,00 Rekening A 3.500.000,00

7. Kas joint venture 35.000.000,00 Rekening A 35.000.000,00 Rekening A 35.000.000,00
Joint venture 35.000.000,00 Joint venture 35.000.000,00 Joint venture 35.000.000,00

8. Joint venture 5.000.000,00 Joint venture 5.000.000,00 Joint venture 5.000.000,00
Rugi laba 2.200.000,00 Rugi laba 1.200.000,00 Rugi laba 1.600.000,00
Modal, B 1.200.000,00 Rekening A 2.200.000,00 Rekening A 2.200.000,00
Modal, C 1.600.000,00 Modal, C 1.600.000,00 Modal, C 1.200.000,00

9. Kas 12.200.000,00 Kas 11.200.000,00 Kas 16.600.000,00
Rekening B 11.200.000,00 Modal, C 16.600.000,00 Rekening B 11.200.000,00
Modal, C 16.200.000,00 Rekening A 27.800.000,00 Rekening A 27.800.000,00
Kas joint venture 40.000.000,00









































Untuk memperdalam pemahaman Anda mengenai materi di atas, silakan anda mengerjakan latihan berikut ini !
1). Apa yang dimaksud dengan likuidasi cicilan patungan (joint venture)?
2). Bagaimana jika pembagian kas dilakukan selama likuidasi cicilan tersebut berlangsung?
3). Asumsi apa yang digunakan untuk melakukan pembagian kas selama likuidasi tersebut
berlangsung?
4). Mengapa realisasi aktiva di dalam likudasi besarnya selalu di bawah nilai buku aktiva?.
5). Apabila diketahui kas besarnya Rp. 25 juta, aktiva Rp. 100 juta tapi nilai buku aktiva Rp. 90 juta kemudian direalisasi sebesar Rp. 75 juta dan mempunyai kewajiban Rp. 35 juta, modal Minah Rp. 65 juta dan modal Indun Rp. 35 juta maka buatlah perhitungan likuidasi persekutuan sampai dengan pelunasan hutang!

PERSEKUTUAN FIRMA – USAHA LIKUIDASI CICILAN PATUNGAN ( JOINT VENTURES )

Prosedur Pembukuan dan Penghitungan
Likuidasi Cicilan


A. Prosedur Pembukuan Cicilan

Pembagian uang kas kepada para sekutu dilakukan dengan cara yang memungkinkan perkiraan modal mereka menyisakan saldo yang cukup untuk menutup kerugian yang mungkin. Jika pembagian uang kas dilakukan selama likuidasi berlangsung, maka jumlah yang akan direalisasi atas aktiva yang masih harus dijual tidak diketahui dan dengan demikian, jumlah kerugian yang akan ditutup belum dapat ditetapkan.

Dalam hal seperti ini, setiap pembagian kepada para sekutu harus dilakukan seakan-akan telah terjadi dimasa lalu. Asumsi ini membutuhkan penetapan:
(1) Kemungkinan total kerugian realisasi atas semua aktiva yang tersisa, dan
(2) Kemungkinan para sekutu kekurangan modal atau yang mungkin kekurangan modal sehingga tidak mampu memenuhi kewajiban mereka kepada perusahaan. Akibat praktis dari prosedur ini adalah melakukan pembagian, yang memungkinkan penetapan sesegera mungkin kepentingan para sekutu dalam rasio laba-rugi.

Rasio Laba-Rugi yang dicapai pada cicilan pertama

Asumsikan bahwa A dan B adalah dua orang sekutu, yang membagi laba dalam rasio 60 : 40. Neraca per 1 Oktober 1997 adalah sebagai berikut :





Firma A & B
Neraca
Per 1 Oktober 1997
Aktiva Kewajiban dan Modal
Kas.................................. $ 15.000 Kewajiban .......................... $ 20.000
Aktiva lainnya................. $ 105.000 Modal A............................... $ 75.000
Modal B............................... $ 25.000
Total aktiva...................... $ 120.000 Total kewajiban & modal.....$ 120.000

Kedua sekutu memutuskan untuk melikuidasi persekutuan firma. Selama bualan Oktober, aktiva dengan nilai buku $ 70.000 direalisasi sebesar $ 55.000. kewajiban sebesar $ 20.000 dibayar. Saldo perkiraan dalam buku persekutuan firma pada akhir bulan Oktober adalah sebagai berikut :
Kas Aktiva lainnya Kewajiban Modal A Modal B
Saldo sebelum likuidasi 15.000 105.000 20.000 75.000 25.000
Penjualan aktiva dan pembagian kerugian 55.000 ( 70.000 ) ( 9.000 ) ( 6.000 )
70.000 35.000 20.000 66.000 19.000
Pembayaran kepada para kreditor ( 20.000 ) ( 20.000 )
Saldo 50.000 35.000 66.000 19.000

Pada saat ini tersedia uang kas $ 50.000 untuk dibagikan dan sementara itu total kepentingan mereka adalah sebesar $ 85.000. Karena jumlah uang kas yang tersedia bagi para sekutu di masa mendatang tidak diketahui, maka pembagian sekarang dianggap terjadi di waktu lalu. Skedul disusun untuk menetapkan pembagian uang kas terlihat sebagai berikut :


Firma A & B
Skedul yang menyertai Laporan Likuidasi
Jumlah yang harus dibayarkan kepada para sekutu
31 Oktober 1997
A B
Saldo modal sebelum pembagian uang kas $ 66.000 $ 19.000
Kepentingan yg dibatasi-kerugian yg mungkin sebesar $ 35.000 jika sisa aktiva tidak direalisasi, yg dapat dibebankan kpd para sekutu dlm rasio 60 : 40 ( 21.000 ) ( 14.000 )
Kepentingan bebas-jumlah yg harus dibayarkan kpd sekutu $ 45.000 $ 5.000

Dengan saldo modal dalam rasio Laba-Rugi, amka pembagian uang kas dimasa mendatang dapat dilakukan dalam rasio Laba- Rugi ini. Asumsikan bahwa dalam bulan Nopember aktiva dengan nilai buku $ 25.000 dijual seharga $ 10.000 dan dalam bulan Desember sisa aktiva dengan nilai buku $ 10.000 dijual seharga $ 12.500. Maka laporan likuidasi yang mengikhtisarkan proses likuidasi lengkap terbaca sebagai berikut :

Firma A & B
Laporan Likuidasi
1 Oktober – 31 desember 1997
Rasio bagi laba Modal rugi
Kas Aktiva lainnya kewajiban Modal A 60 % Modal B 40 %
Saldo sebelum likuidasi $ 15.000 $ 105.000 $ 20.000 $ 75.000 $ 25.000
Ooktober-penjualan aktiva & pembagian kerugian 55.000 ( 70.000 ) ( 9.000 ) ( 6.000 )
$ 70.000 $ 35.000 $ 20.000 $ 66.000 $ 19.000
Pembayaran kpd para kreditor ( 20.000 ) ( 20.000 )
$ 50.000 $ 35.000 $ 66.000 $ 19.000
Oktober-cicilan kpd para sekutu ( lihat skedul ) ( 50.000 ) (45.000 ) ( 5.000 )
$ 35.000 $ 21.000 $ 14.000
Nopember penjualan aktiva & pembagian kerugian $ 10.000 ( 25.000 ) (9.000 ) ( 6.000)
$ 10.000 $ 10.000 $ 12.000 $ 8.000
Nopember-cicilan kpd para sekutu dlm rasio laba-rugi (10.000) (6.000) (4.000)
$ 10.000 $ 6.000 $ 4.000
Desmber-penjualan aktiva & pembagian keuntungan $ 12.500 (10.000) 1.500 1.000
$ 12.500 7.500 5.000
Desember-cicilan kpd para sekutu dlm rasio laba-rugi (12.500) (7.500) (5.000)

Ayat-ayat jurnal untuk mencatat proses likuidasi :

Transaksi Ayat jurnal
Oktober-penjualan aktiva dg nilai buku $ 70.000 seharga $ 55.000, rugi dibagikan dlm rasio 60 : 40 Kas......................$ 55.000
Modal A................ 9.000
Modal B............... 6.000
Aktiva lainnya...............$ 70.000
Pembayaran kpd para kreditor Kewajiban............$ 20.000
Kas .............................$ 20.000
Oktober-pembayaran kpd para sekutu, yg menyisakan modal dengan saldo yg dapat menutup setiap kerugian dimasa mendatanng Modal A ..............$ 45.000
Modal B ............... 5.000
Kas ................................$ 50.000
Nopember-penjualan aktiva, dengan nilai buku $ 25.000, seharga $ 10.000 Kas ........................$ 10.000
Modal A ................ 9.000
Modal B ................. 6.000
Aktiva lainnya ................$ 25.000
Nopember-penjualan aktiva dg nilai buku $ 10.000 seharga $ 12.500 Modal A .................$ 6.000
Modal B .................. 4.000
Kas ...................................$ 10.000
Desember-penjualan aktiva dengan nilai buku $ 10.000 seharga $ 12.500 Kas ...........................$ 12.500
Aktiva lainnya..................$ 10.000
Modal A .......................... 1.500
Modal B ........................... 1.000


Desember-pembayaran kepada para sekutu dalam rasio laba-rugi Modal A ....................$ 7.500
Modal B ...................... 5.000
Kas ....................................$ 12.500

Rasio Laba-Rugi yang dicapai kemudian setelah cicilan pertama
Asumsikan bahwa X, Y dan Z berbagi laba-rugi dalam rasio 50 : 30 : 20. Neraca disusun tepat sebelum likuidasi terbaca sbb :

Firma X, Y & Z
Neraca
Per 1 Juli 1997
Aktiva Kewajiban & modal
Kas $ 10.000 Kewajiban $ 52.500
Aktiva lainnya 230.000 Pinjaman X 12.500
Pinjaman Y 10.000
Modal X 65.000
Modal Y 50.000
Modal Z 50.000
Total aktiva 240.000 Total kewajiban & modal $ 240.000

Aktiva secara berturut-turut dijual dan uang kas dari realisasi aktiva dibagikan kepada para sekutu pada tiap akhir bulan. Realisasi aktiva dilakukan berturut-turut sbb :

Juli : Aktiva dg nilai buku $ 70.000, dijual seharga $ 50.000
Agustus : Ativa dg nilai buku $ 30.000,dijual seharga $ 20.000
September : Aktiva dg nilai buku $ 25.000, dijual seharga $ 12.500
Oktober : Aktiva dg nilai buku $ 105.000, dijual seharga $ 50.000

Proses likuidasi diikhtisarkan dalam laporan likuidasi dan skedul pendukung yag tersebut pada halaman berikut :



Firma X, Y & Z
Skedul A – yang menyertai Laporan Likuidasi
Jumlah yang harus dibayarkan kepada para sekutu
31 Juli 1997
X (50%) Y(30%) Z(20%)
Saldo modal sebelum pembagian uang kas $ 55.000 $ 44.000 $ 46.000
Ditambah : saldo pinjaman 12.500 10.000
Total kepentingan sekutu $ 67.500 $ 54.000 $ 46.000
Kepentingan yang dibatasi-kerugian yg mungkin sebesar $ 160.000, jika sisa aktiva tidak merealisasi sesuatu (80.000) (48.000) (32.000)
(12.500) $ 6.000 $ 14.000
Kepentingan yg dibatasi-kerugian tambahan yg mungkin sebesar $ 12.500 bagi Y & Z, jika X tak mampu memenuhi kekurangan modalnya yg mungkin ( rasio Y & Z – 30 : 20 12.500 (7.500) (5.000)
(1.500) $ 9.000
Kepentingan yg dibatasi-kerugian tambahan yg mungkin sebesar $ 1.500 bagi Z, jika Y tak mampu memenuhi kekurangan modalnya 1.500 (1.500)
Kepentingan bebas-jumlah yg harus dibayarkan kepada Z atas modalnya $ 7.500

Firma X, Y & Z
Skedul B – yang menyertai Laporan Likuidasi
Jumlah yang harus dibayarkan kepada para sekutu
31 Agustus 1997
X (50%) Y (30%) Z (20%)
Saldo modal sebelum pembagian uang kas $ 50.000 $ 41.000 $ 36.500
Ditambah : saldo pinjaman 12.500 10.000
Total kepentingan sekutu $ 62.500 51.000 36.500
Kepentingan yg dibatasi-kerugian yg mungkin sebesar $ 130.000, jika sisa aktiva tidak merealisasi sesuatu (65.000) (39.000) (26.000)
(2.500) $ 12.000 10.500
Kepentingan yg dibatasi-kerugian tambahan yg mungkin sebesar 4 2.500 bagi Y dan Z, jika X tak mampu memenuhi kekurangan modalnya yg mungkin ( rasio Y dan Z – 30 : 20 ) 2.500 (1.500) (1.000)
Kepentingan bebas-jumlah yg harus dibayarkan kepada masing-masing sekutu $ 10.500 $ 9.500
Pembayaran unutk menutup pinjaman $ 10.000
Pembayaran untuk menutup modal 500 $ 9.500
Total pembagian uang kas $ 10.500 $ 9.500

Firma X, Y & Z
Skedul C – yang menyertai Laporan Likuidasi
Jumlah yang harus dibayarkan kepada para sekuutu

X (50%) Y (30%) Z (20%)
Saldo modal sebelum pembagian uang kas $ 43.750 $ 36.750 $ 24.500
Ditambah : saldo pinjaman 12.500
Total kepentingan sekutu $ 56.250 $ 36.750 $ 24.500
Kepentingan yg dibatasi-kerugian yg mungkin sebesar $ 105.000, jika sisa aktiva tidak merealisasi sesuatu (52.500) (31.500) (21.000)
Kepentingan bebas-jumlah yg harus dibayarkan kpd masing-masing sekutu $ 3.750

$ 5.250 $ 3.500
Pembayaran untuk menutup pinjaman $ 3.750
Pembayaran untuk menutup modal $ 5.250 $ 3.500

Likuidasi Berangsur: Program Pembagian Kas

Proses realisasi kadang memakan waktu lama karena memerlukan prediksi dan proyeksi yang akurat untuk harga realisasi. Oleh karena itu pembagian kas dapat dilakukan sebelum selesainya realisasi. Setelah semua hutang kepada pihak ketiga berarti ada sisa kas lagi yang dapat dibagi dan menjadi hak sekutu.
Kemudian di dalam likuidasi berangsur setelah melakukan penghitungan pembagian kas kemudian membuat program pembagian kas.

I. Program Pembagian Kas
Prosedur penyusunan rencana (program) pembagian kas adalah sebagai berikut:
1. Menghitung saldo modal bersih masing-masing sekutu. Besarnya saldo modal bersih masing-masing sekutu sama dengan:
Saldo awal rekening modal xxxx
Ditambah:
- Hutang kepada sekutu xxxx +
Jumlah xxxx
Dikurangi:
- Saldo debit rekening prive xxxx
- Saldo piutang kepada sekutu xxxx +
xxxx –
Modal Bersih xxxx

2. Menghitung kemampuan masing-masing sekutu untuk menanggung rugi persekutuan, besarnya rugi maksimal sebesar modal bersih dikalikan prosentase rasio pembagian laba sekutu yang bersangkutan.
3. Menyusun urutan (ranking) kemampuan masing-masing sekutu di dalam menanggung rugi dan menghitung selisih antar ranking tersebut.
4. Menyusun urutan prioritas pembagian kas dan besarnya bagian kas untuk masing-masing sekutu:
a. Prioritas pertama, yaitu sekutu yang berada di ranking Satu.
Besarnya bagian kas prioritas pertama = rasio rugi-laba X selisih antara ranking 1 dengan ranking 2.
b. Prioritas kedua, yaitu sekutu yang berada di ranking satu dan dua.
Besarnya bagian kas prioritas kedua = rasio rugi-laba X selisih antara ranking 2 dengan ranking 3.
c. Prioritas terakhir, yaitu semua sekutu yang berada di ranking 1 sampai ranking terakhir.
Besarnya bagian kas prioritas terakhir = rasio rugi-laba X kemampuan ranking terakhir.

Contoh Soal: Perhatikan Neraca Perusahaan Persekutuan MYOB


AKTIVA

Kas
Piutang Dagang
Persediaan
Aktiva tetap

Total Aktiva


Rp. 30.000.000
Rp. 100.000.000
Rp. 125.000.000
Rp. 95.000.000

Rp. 350.000.000


PASIVA
Utang Dagang
Utang – B
Modal M
Modal Y
Modal O
Modal B
Total Pasiva

Rp. 90.000.000
Rp. 15.000.000
Rp. 30.000.000
Rp. 50.000.000
Rp. 75.000.000
Rp. 90.000.000
Rp. 350.000.000


Likuidasi dilakukan secara berangsur sebagai berikut:

Maret : realisasi piutang dagang Rp. 82.000.000. Setelah semua utang kepada pihak ketiga diselesaikan sisa kas dibagi dengan sisa Rp. 3.000.000

April : realisasi persediaan Rp. 85.000.000. Sisa kas langsung dibagi dengan sisa Rp. 1.000.000
Mei : realisasi persediaan Rp. 80.000.000. Sisa kas langsung dibagi semuanya.

Dari informasi diatas buatlah laporan likuidasi berangsur, hitungan pembagian kas dan jurnalnya!

Persekutun MYOB
Program Pembagian Kas 2001
(dlm juta rupiah)

Keterangan Kemampuan Sekutu Pembagian Kas
M (10%) Y
(25%) O
(25%) B
(40%) M (10%) Y
(25%) O
(25%) B
(40%) Total
Modal sekutu 30 50 75 90 -- -- -- -- --
Utang sekutu 15 -- -- -- -- --
Modal bersih 30 50 75 75 -- -- -- -- --
Rasio bagi laba 10% 25% 25% 40% -- -- -- -- --
100 200 300 187,5 -- -- -- -- --
Rangking kemampuan sekutu
4
2
1
3
Prioritas 1 100 -- -- -- 30 -- 30
Saldo kas 100 200 200 187,5 -- -- -- -- --
Prioritas 2 12,5 12,5 3,125 3,125 6,25
100 187,5 187,5 187,5 -- -- -- -- --
Prioritas 3 87,5 87,5 87,5 -- 21,875 21,875 35 78,75
Saldo kas 100 100 100 100 10 25 25 40 100
Sisa Kemampuan
Prioritas 4 100 100 100 100 -- -- -- -- --
Sisa kas 0 0 0 0 10 50 80 75 215



Untuk memperdalam pemahaman Anda mengenai materi di atas, silakan anda mengerjakan latihan berikut ini !

1). Apa yang dimaksud dengan likuidasi berangsur?
2). Apa tujuan dari likuidasi berangsur?.
3). Jelaskan perbedaan antara asumsi dasar solvensi dan insolvensi persekutuan!.
4). Proses apa saja yang harus dilalui sebelum melakukan pembagian Kas !.
5). Sebutkan 2 cara pembagian Kas di dalam likuidasi berangsur !.
6). Bagaimana tahapan dan prosedur perhitungan Pembagian Kas ?.
7). Apa pengertian rugi potensial yang maksimal dalam prosedur perhitungan Pembagian Kas?
8). Apa saja isi dari program pembagian Kas ?.
9). Bagaimana penyusunan prioritas pada program pembagian Kas dilakukan ?.
10). Apa yang harus dilakukan dalam pembagian Kas apabila modal bersh sekutu defisit ?.

LIKUIDASI BERANGSUR

A. Pengertian Likuidasi

Likuidasi yaitu proses penjualan aktiva non-kas dari persekutuan karena perusahaan persekutuan sudah tidak memungkinkan untuk melunasi kewajiban jangka pendek maupun jangka panjangnya dan operasional perusahaan juga sudah tidak menguntungkan

B. Tujuan likuidasi

• Mengkonversi aktiva perusahaan menjadi uang tunai dengan kerugian minimum dari realisasi aktiva.
• Untuk menyelesaikan kewajiban yang sah dari persekutuan.
• Untuk membagikan uang tunai dan tunai dan aktiva lain yang tidak dapat dicairkan kepada masing-masing sekutu dengan cara yang adil.

Tujuan fungsi akuntansi yang terkait dengan likuidasi adalah untuk menyajikan informasi yang memadai agar aktiva dapat dibagikan secara adil kepada kreditor dan sekutu dengan memperhatikan perundang-undangan yang berlaku. Dengan demikian terjadi pergeseran dari pengukuran rugi laba periodic menjadi penentuan realisasi keuntungan dan kerugian.





C. Asumsi dasar: Solvensi vs Insolvensi Persekutuan
Likuidasi akan terjadi pada persekutuan yang solven dan tidak solven (insolven). Persekutuan dianggap tidak solven apabila aktiva tercatat tidak memadai untuk melunasi kewajiban persekutuan yang ada. Hal ini merupakan pendekatan entirtas terhadap masalah insolvensi.
Dari segi hokum insolvensi persekutuan dilihat dari sisi agregat/ kumpulan yaitu persekutuan yang dinyatakan tidak solven jika harta masing-masing sekutu ditambah harta persekutuan tidak mencukupi untuk melunasi kewajiban persekutuan.

D. Pengertian likuidasi Berangsur
Yaitu likuidasi yang nilai realisasi non-kasnya diketahui secara bertahap sehingga realisasinya juga dilakukan secara berangsur.
Proses realisasi kadang memakan waktu lama karena memerlukan prediksi dan proyeksi yang akurat untuk harga realisasi. Oleh karena itu pembagian kas dapat dilakukan sebelum selesainya realisasi. Setelah semua hutang kepada pihak ketiga berarti ada sisa kas lagi yang dapat dibagi dan menjadi hak sekutu.
Kemudian untuk menentukan besarnya pembagian kas ada dua cara, yaitu:
I. Membuat perhitungan pembagian
II. membuat program pembagian kas.

Perhitungan pembagian kas
Prosedur yang harus dilakukan dalam perhitungan pembagian kas:
a) Menghitung saldo modal bersih masing-masing sekutu setelah pelunasan utang kepada pihak ketiga.
b) Menghitung rugi potensial yang maksimal. Besarnya rugi potensial maksimal sama dengan nilai buku aktiva non kas yang belum direalisasi ditambah kas yang disisakan dalam pembagian.
c) Membagi rugi potensial kepada semua sekutu
d) Menghitung saldo modal bersih setelah diperhitungkan rugi potensial.
e) Membagi modal bersih sekutu yang defisit.

Contoh Soal: Perhatikan Neraca Perusahaan Persekutuan MYOB

AKTIVA

Kas
Piutang Dagang
Persediaan
Aktiva tetap

Total Aktiva



Rp. 30.000.000
Rp. 100.000.000
Rp. 125.000.000
Rp. 95.000.000

Rp. 350.000.000
PASIVA

Utang Dagang
Utang – B
Modal M
Modal Y
Modal O
Modal B

Total Pasiva


Rp. 90.000.000
Rp. 15.000.000
Rp. 30.000.000
Rp. 50.000.000
Rp. 75.000.000
Rp. 90.000.000

Rp. 350.000.000


Likuidasi dilakukan secara berangsur sebagai berikut:

Maret : realisasi piutang dagang Rp. 82.000.000. Setelah semua utang kepada pihak ketiga diselesaikan sisa kas dibagi dengan sisa Rp. 3.000.000

April : realisasi persediaan Rp. 85.000.000. Sisa kas langsung dibagi dengan sisa Rp. 1.000.000
Mei : realisasi persediaan Rp. 80.000.000. Sisa kas langsung dibagi semuanya.

Dari informasi diatas buatlah laporan likuidasi berangsur, hitungan pembagian kas dan jurnalnya!





Keterangan Kas Non-Kas Htg Dag Htg P M(10%) Y(20%) O(30%) B(40%)

Sebelum Realisasi 30000 320000 90000 15000 30000 50000 75000 90000
Realisasi-1 82000 -100000 -1800 -3600 -5400 -7200
Saldo 112000 220000 90000 15000 28200 46400 69600 82800
Pelunasan PD -90000 0 -90000 0 0 0 0 0
Saldo 22000 220000 0 15000 28200 46400 69600 82800
Pembagian kas-1 -19000 0 0 -8600 -5900 -1800 -2700 0
Sebelum Realisasi 3000 220000 0 6400 22300 44600 66900 82800
Realisasi-2 85000 -125000 0 0 -4000 -8000 -12000 -16000
Saldo 88000 95000 0 6400 18300 36600 54900 66800
Pembagian kas-2 -87000 0 0 -6400 -8700 -17400 -26100 -28400
Saldo 1000 95000 0 0 9600 19200 28800 38400
Realisasi-3 80000 -95000 0 0 -1500 -3000 -4500 -6000
Saldo 81000 0 0 0 8100 16200 24300 32400
Pembagian kas-3 -81000 0 0 0 -8100 -16200 -24300 -32400
Saldo 0 0 0 0 0 0 0 0


Pembagian Kas-1
Keterangan M(10%) Y(20%) O(30%) B(40%) Total

Saldo 28200 46400 69600 82800 227000
Hutang P 0 0 0 15000 15000
Saldo 28200 46400 69600 97800 242000
Rugi Potensial -22300 -44600 -66900 -89200 -223000
Saldo 5900 1800 2700 8600 19000
Hutang P -8600 -8600
Pengembalian Modal -5900 -1800 -2700 0 -10400


Pembagian Kas-2
Keterangan M(10%) Y(20%) O(30%) B(40%) Total

Saldo 18300 36600 54900 66800 176600
Hutang P 0 0 0 6400 6400
Saldo 18300 36600 54900 73200 242000
Rugi Potensial -9600 -19200 -28800 -38400 -96000
Saldo 8700 17400 26100 34800 19000
Hutang P 0 0 0 -6400 -6400
Pengembalian Modal -8700 -17400 -26100 -28400 -80600

LIKUIDASI BERANGSUR

A. Pengertian Likuidasi

Likuidasi yaitu proses penjualan aktiva non-kas dari persekutuan karena perusahaan persekutuan sudah tidak memungkinkan untuk melunasi kewajiban jangka pendek maupun jangka panjangnya dan operasional perusahaan juga sudah tidak menguntungkan

B. Tujuan likuidasi

• Mengkonversi aktiva perusahaan menjadi uang tunai dengan kerugian minimum dari realisasi aktiva.
• Untuk menyelesaikan kewajiban yang sah dari persekutuan.
• Untuk membagikan uang tunai dan tunai dan aktiva lain yang tidak dapat dicairkan kepada masing-masing sekutu dengan cara yang adil.

Tujuan fungsi akuntansi yang terkait dengan likuidasi adalah untuk menyajikan informasi yang memadai agar aktiva dapat dibagikan secara adil kepada kreditor dan sekutu dengan memperhatikan perundang-undangan yang berlaku. Dengan demikian terjadi pergeseran dari pengukuran rugi laba periodic menjadi penentuan realisasi keuntungan dan kerugian.





C. Asumsi dasar: Solvensi vs Insolvensi Persekutuan
Likuidasi akan terjadi pada persekutuan yang solven dan tidak solven (insolven). Persekutuan dianggap tidak solven apabila aktiva tercatat tidak memadai untuk melunasi kewajiban persekutuan yang ada. Hal ini merupakan pendekatan entirtas terhadap masalah insolvensi.
Dari segi hokum insolvensi persekutuan dilihat dari sisi agregat/ kumpulan yaitu persekutuan yang dinyatakan tidak solven jika harta masing-masing sekutu ditambah harta persekutuan tidak mencukupi untuk melunasi kewajiban persekutuan.

D. Pengertian likuidasi Berangsur
Yaitu likuidasi yang nilai realisasi non-kasnya diketahui secara bertahap sehingga realisasinya juga dilakukan secara berangsur.
Proses realisasi kadang memakan waktu lama karena memerlukan prediksi dan proyeksi yang akurat untuk harga realisasi. Oleh karena itu pembagian kas dapat dilakukan sebelum selesainya realisasi. Setelah semua hutang kepada pihak ketiga berarti ada sisa kas lagi yang dapat dibagi dan menjadi hak sekutu.
Kemudian untuk menentukan besarnya pembagian kas ada dua cara, yaitu:
I. Membuat perhitungan pembagian
II. membuat program pembagian kas.

Perhitungan pembagian kas
Prosedur yang harus dilakukan dalam perhitungan pembagian kas:
a) Menghitung saldo modal bersih masing-masing sekutu setelah pelunasan utang kepada pihak ketiga.
b) Menghitung rugi potensial yang maksimal. Besarnya rugi potensial maksimal sama dengan nilai buku aktiva non kas yang belum direalisasi ditambah kas yang disisakan dalam pembagian.
c) Membagi rugi potensial kepada semua sekutu
d) Menghitung saldo modal bersih setelah diperhitungkan rugi potensial.
e) Membagi modal bersih sekutu yang defisit.

Contoh Soal: Perhatikan Neraca Perusahaan Persekutuan MYOB

AKTIVA

Kas
Piutang Dagang
Persediaan
Aktiva tetap

Total Aktiva



Rp. 30.000.000
Rp. 100.000.000
Rp. 125.000.000
Rp. 95.000.000

Rp. 350.000.000
PASIVA

Utang Dagang
Utang – B
Modal M
Modal Y
Modal O
Modal B

Total Pasiva


Rp. 90.000.000
Rp. 15.000.000
Rp. 30.000.000
Rp. 50.000.000
Rp. 75.000.000
Rp. 90.000.000

Rp. 350.000.000


Likuidasi dilakukan secara berangsur sebagai berikut:

Maret : realisasi piutang dagang Rp. 82.000.000. Setelah semua utang kepada pihak ketiga diselesaikan sisa kas dibagi dengan sisa Rp. 3.000.000

April : realisasi persediaan Rp. 85.000.000. Sisa kas langsung dibagi dengan sisa Rp. 1.000.000
Mei : realisasi persediaan Rp. 80.000.000. Sisa kas langsung dibagi semuanya.

Dari informasi diatas buatlah laporan likuidasi berangsur, hitungan pembagian kas dan jurnalnya!





Keterangan Kas Non-Kas Htg Dag Htg P M(10%) Y(20%) O(30%) B(40%)

Sebelum Realisasi 30000 320000 90000 15000 30000 50000 75000 90000
Realisasi-1 82000 -100000 -1800 -3600 -5400 -7200
Saldo 112000 220000 90000 15000 28200 46400 69600 82800
Pelunasan PD -90000 0 -90000 0 0 0 0 0
Saldo 22000 220000 0 15000 28200 46400 69600 82800
Pembagian kas-1 -19000 0 0 -8600 -5900 -1800 -2700 0
Sebelum Realisasi 3000 220000 0 6400 22300 44600 66900 82800
Realisasi-2 85000 -125000 0 0 -4000 -8000 -12000 -16000
Saldo 88000 95000 0 6400 18300 36600 54900 66800
Pembagian kas-2 -87000 0 0 -6400 -8700 -17400 -26100 -28400
Saldo 1000 95000 0 0 9600 19200 28800 38400
Realisasi-3 80000 -95000 0 0 -1500 -3000 -4500 -6000
Saldo 81000 0 0 0 8100 16200 24300 32400
Pembagian kas-3 -81000 0 0 0 -8100 -16200 -24300 -32400
Saldo 0 0 0 0 0 0 0 0


Pembagian Kas-1
Keterangan M(10%) Y(20%) O(30%) B(40%) Total

Saldo 28200 46400 69600 82800 227000
Hutang P 0 0 0 15000 15000
Saldo 28200 46400 69600 97800 242000
Rugi Potensial -22300 -44600 -66900 -89200 -223000
Saldo 5900 1800 2700 8600 19000
Hutang P -8600 -8600
Pengembalian Modal -5900 -1800 -2700 0 -10400


Pembagian Kas-2
Keterangan M(10%) Y(20%) O(30%) B(40%) Total

Saldo 18300 36600 54900 66800 176600
Hutang P 0 0 0 6400 6400
Saldo 18300 36600 54900 73200 242000
Rugi Potensial -9600 -19200 -28800 -38400 -96000
Saldo 8700 17400 26100 34800 19000
Hutang P 0 0 0 -6400 -6400
Pengembalian Modal -8700 -17400 -26100 -28400 -80600

Likuidasi Dengan Kondisi Khusus: Sekutu Secara Pribadi Tidak Mampu

Likuidasi Sederhana dengan kondisi khusus meliputi 2 (dua) kondisi yaitu:
1. Sekutu Yang harus Menutup Modal Negatif Dengan Asset Pribadi dalam Kondisi tidak Mampu (Insolven).
2. Kas Yang Ada Tidak Mampu Untuk Melunasi Hutang kepada pihak ketiga


1) Sekutu yang modalnya bersaldo negatif akan tetapi tidak dapat ditutup dengan utang dan sekutu yang bersangkutan dalam keadaan tidak mampu untuk menyetor modal.

Rugi realisasi yang sangat besar dapat menyebabkan saldo milik sekutu bernilai negatif (defisit) sesudah realisasi. Apabila defisit lebih besar dibanding hutang persekutuan terhadap sekutu tersebut dan sekutu yang bersangkutan juga tidak mampu menyetor modal maka defisit sekutu tersebut dapat ditutup dengan modal sekutu lainnya yang masih mampu.

Langkah-langkah:
1. Realisasi nilai aktiva non-kas.
2. Membagi kerugian realisasi sesuai dengan proporsi rugi-labanya.
3. Pelunasan utang dagang kepada pihak ketiga.
4. Penutupan defisit dengan pembayaran sebagian hutang sekutu.
5. Penutupan defisit yang dibebankan kepada masing-masing sekutu sesuai prosentase yang telah dikurangi prosentase sekutu tidak mampu.
Misal defisit B Rp 5000.000, prosentase rugi-laba A: B: C: D sebesar 15:20: 35: 30 maka:
A B C D

Modal sblm pembagian kas Utang kepada sekutu
6.000.000 (5.000.000) 7.000.000 21.000.000
Modal bersih sekutu
Defisit B ditanggung sekutu A, C, dan D. 6.000.000
15/80x 5juta=
(937.500) (5.000.000)

5.000.000 7.000.000
35/80 x 5juta=
(2.187.500) 21.000.000
30/80 x5 juta=
(1.875.000)
Saldo
Pembagian Kas________
Saldo Akhir 5.062.500
(5.062.500)
0 0
0 4.812.500
(4.812.500)
0 19.125.000
(19.125.000)
0

1. Penutupan defisit yang masih ada dengan hutang.
2. Pembagian kas.


2) Kas yang ada tidak cukup untuk melunasi hutang kepada pihak ketiga.

Rugi realisasi yang sangat besar dapat menyebabkan saldo realisasi banyak yang bernilai negatif dan bahkan kas yang diterima tidak mampu untuk menutup hutang kepada pihak ketiga. Bila hal ini terjadi maka hutang kepada pihak ketiga dapat ditutup dengan setoran kas sekutu yang mampu atau ditutup dengan hutang persekutuan kepada salah satu sekutu.

Langkah-langkahnya:
1. Realisasi nilai aktiva non-kas.
2. Membagi kerugian realisasi sesuai dengan proporsi rugi-labanya.
3. Pembayaran sebagian utang dagang kepada pihak ketiga.
4. Penutupan defisit dengan transfer dari pelunasan hutang sekutu.
5. Penutupan defisit sekutu yang tidak mampu dengan modal sekutu sesuai prosentase yang telah dikurangi prosentase sekutu tidak mampu. Misal defisit B Rp 5000.000, prosentase rugi-laba A: B: C: D sebesar 15: 20: 35: 30 maka:

A B C D

Modal sblm pembagian kas Utang kepada sekutu

6.000.000 (5.000.000) 7.000.000 21.000.000
Modal bersih sekutu
Defisit B ditanggung sekutu A, C, dan D. 6.000.000
15/80x 5 juta=
(937.500) (5.000.000)


5.000.000 7.000.000
35/80x 5juta=
(2.187.500) 21.000.000
30/80x 5 juta=
(1.875.000)
Saldo
Pembagian Kas 5.062.500
(5.062.500) 0 4.812.500
(4.812.500) 19.125.000
(19.125.000)
Saldo
0 0 0 0

1. Setoran kas dari sekutu yang saldonya defisit tetapi masih mampu karena sesuai karakteristik persekutuan yaitu unlimited liabilities (kewajiban tidak sebatas modal dan hutangnya).
2. Pelunasan sisa hutang dagang
3. Pembagian kas sekutu yang saldonya positif.

Contoh soal likuidasi:

Persekutuan MNOP dengan para sekutu M, N, O dan P membagi rugi-laba dengan rasio 10:20: 30:40. Pada awal tahun 1992 persekutuan tersebut sepakat untuk dilikuidasi.

Neraca Persekutuan adalah sebagai berikut:

AKTIVA

Kas
Piutang Dagang
Persediaan
Aktiva tetap

Total Aktiva

Rp. 30.000.000
Rp. 100.000.000
Rp. 125.000.000
Rp. 95.000.000

Rp. 350.000.000




PASIVA

Utang Dagang
Utang – P
Modal M
Modal N
Modal O
Modal P

Total Pasiva

Rp. 90.000.000
Rp. 15.000.000
Rp. 30.000.000
Rp. 50.000.000
Rp. 75.000.000
Rp. 90.000.000

Rp. 350.000.000

Realisasi aktiva non-kasnya sebesar Rp. 68.000.000, bila sekutu yang defisit tidak punya hutang sekutu tetapi dalam kondisi mampu (solven) maka buatlah laporan likuidasinya sebagai berikut:

Keterangan Dalam (000)
Kas Non-Kas Hutang Dag Hutang P M (10%) N (20%) O (30%)
Sebelum Realisasi 30000 320000 90000 15000 30000 50000 75000
Realisasi 68000 -320000 0 0 -25200 -50400 -75600
Saldo ssd realisasi 98000 0 90000 15000 4800 -400 -600
Pelunasan Htg Dag -90000 0 -90000 0 0 0 0
Saldo 8000 0 0 15000 4800 -400 -600
Penut. Defisit dg Htg Sekutu 0 0 0 -10800 0 0 0
Saldo 8000 0 0 4200 4800 -400 -600
Pembagian kas -8000 0 0 *)-3400 *)-4600 0 0
Saldo 0 0 0 800 200 -400 -600
Setoran kas O u/ tutup defisit 600 0 0 0 0 0 600
Saldo 600 0 0 800 200 -400 0
Setoran kas N u/ tutup defisit 400 0 0 0 0 400 0
Saldo 1000 0 0 800 200 0 0
Pembagian sisa kas -1000 0 0 -800 -200 0 0
Sisa 0 0 0 0 0 0 0


*) defisit = 400 + 600=1000 *) defisit = 400 + 600=1001
1000x 40% . =800 1000x 10% . = 200
(100%-(20%+30%)) (100%-(20%+30%))
4200-800 = 3400 4800-200 = 4600


Untuk memperdalam pemahaman Anda mengenai materi di atas, silakan anda mengerjakan latihan berikut ini !

1). Jelaskan perbedaan antara sekutu yang dalam kondisi mampu dengan sekutu dalam kondisi tidak mampu!
2). Sebutkan 2 kasus yang dapat menunjukkan bahwa sekutu dianggap dalam kondisi tidak mampu!
3) Apabila sekutu yang harus menyetor modal secara pribadi dalam keadaan tidak mampu maka apa yang harus dilakukan sekukan sekutu lainya?.
4). Bagaimana likuidasi dilakukan apabila kas yang ada tidak cukup untuk melunasi utang kepada ketiga ?.
5). Proses apa saja yang harus dilalui sebelum melakukan penghitungan modal bersih dalam kondisi sekutu yang tidak mampu!.
6) Menutup modal bersih persekutuan, hutang pihak ketiga, hutang sekutu yang tidak dapat ditutup dengan kas maka harus ditutup dengan harta pribadi sekutunya. Hal ini termasuk karakteristik apa dalam persekutuan?

Likuidasi Sederhana Dengan Kondisi Sekutu Secara Pribadi Masih Mampu

Pengertian Likuidasi Sederhana (Simple Liquidation)
Likuidasi sekaligus/ sederhana sering disebut sebagai likuidasi serentak karena pembagian kasnya dilakukan serentak untuk semua sekutunya. Disamping itu sering disebut juga sebagai likuidasi tunggal karena realisasi non aktivanya hanya sekali saja dan menyeluruh. Pembagian kas dilakukan hanya seklai saja yaitu setelah semua aktiva non-kasnya terjual dan hutang kepada pihak ketiga maupun kepada sekutu telah dilunasi.

Asumsi dasar: Solvensi vs Insolvensi Persekutuan
Likuidasi akan terjadi pada persekutuan yang solven dan tidak solven (insolven). Persekutuan dianggap tidak solven apabila aktiva tercatat tidak memadai untuk melunasi kewajiban persekutuan yang ada. Hal ini merupakan pendekatan entirtas terhadap masalah insolvensi.
Dari segi hokum insolvensi persekutuan dilihat dari sisi agregat/ kumpulan yaitu persekutuan yang dinyatakan tidak solven jika harta masing-masing sekutu ditambah harta persekutuan tidak mencukupi untuk melunasi kewajiban persekutuan.

Terdapat 5 kemungkinan yang akan terjadi di dalam likuidasi sederhana/ sekaligus, yaitu:
a. Semua sekutu modalnya bersaldo positif.
b. Ada sekutu yang modalnya bersaldo negatif tetapi dapat ditutup dengan utang kepada sekutu yang bersangkutan.
c. Ada sekutu yang modalnya bersaldo negatif namun tidak dapat ditutup dengan utang-piutang sekutu yang bersangkutan.
d. Kondisi Khusus: Ada sekutu yang modalnya bersaldo negatif namun sekutu yang harus menyetor modal secara pribadi dalam keadaan tidak mampu.
e. Kondisi Khusus: Kas yang ada tidak cukup untuk melunasi Utang kepada pihak ketiga.
Pada topik 1 akan dibahas likuidasi sederhana dengan 3 kemungkinan diatas dimana semua sekutu dalam keadaan mampu, kemudian pada topik kedua dibahas mengenai likuidasi sederhana dalam keadaan khusus yaitu sekutu dalam keadaan tidak mampu dan realisasi yang terlalu kecil sehingga kas tidak cukup melunasi hutang kepada pihak ketiga.

1) Saldo Semua Sekutu Setelah Realisasi Bernilai Positif.

Di dalam kasus normal biasanya nilai realisasi lebih kecil daripada nilai bukunya namun kerugian akibat realisasi tidak begitu besar sehingga saldo masing-masing sekutu setelah realisasi bernilai positif semua.
Langkah-langkah:
1. Realisasi nilai aktiva non-kas.
2. Membagi kerugian realisasi sesuai dengan proporsi rugi-labanya.
3. Pelunasan utang dagang kepada pihak ketiga.
4. Pelunasan hutang sekutu dan pembagian kas sekaligus

Contoh soal likuidasi 4. 1:

Persekutuan MNOP dengan para sekutu M, N, O dan P membagi rugi-laba dengan rasio 10:20: 30:40. Pada awal tahun 1992 persekutuan tersebut sepakat untuk dilikuidasi.

AKTIVA

Kas
Piutang Dagang
Persediaan
Aktiva tetap

Total Aktiva



Rp. 30.000.000
Rp. 100.000.000
Rp. 125.000.000
Rp. 95.000.000

Rp. 350.000.000

PASIVA

Utang Dagang
Utang – P
Modal M
Modal N
Modal O
Modal P

Total Pasiva


Rp. 90.000.000
Rp. 15.000.000
Rp. 30.000.000
Rp. 50.000.000
Rp. 75.000.000
Rp. 90.000.000

Rp. 350.000.000

Bila realisasi aktiva non-kasnya sebesar Rp. 262.500.000, maka laporan likuidasi adalah:

Keterangan Kas Non-Kas Hutang Dag Hutang P M (10%) N (20%) O (30%) P (40%)

Sebelum Realisasi 30000 320000 90000 15000 30000 50000 75000 90000
Realisasi 262500 -320000 0 0 -5750 -11500 -17250 -23000
Saldo ssd realisasi 292500 0 90000 15000 24250 38500 57750 67000
Pelunasan Htg Dag -90000 0 -90000 0 0 0 0 0
Saldo 202500 0 0 15000 24250 38500 57750 67000
Pelunasan Htg Sekutu -15000 0 0 -15000 0 0 0 0
Saldo 187500 0 0 0 24250 38500 57750 67000
Penbagian kas -187500 0 0 0 -24250 -38500 -57750 -67000
Sisa 0 0 0 0 0 0 0 0




2) Ada sekutu yang modalnya bersaldo negatif akan tetapi dapat ditutup dengan utang kepada sekutu yang bersangkutan

Rugi realisasi yang cukup besar dapat menyebabkan saldo milik sekutu bernilai negatif (defisit) sesudah realisasi. Apabila persekutuan memiliki hutang kepada salah seorang sekutu tersebut, maka defisit sekutu tersebut dapat ditutup dengan hutang persekutuan kepada sekutu.


Langkah-langkah:
1. Realisasi nilai aktiva non-kas.
2. Membagi kerugian realisasi sesuai dengan proporsi rugi-labanya.
3. Pelunasan utang dagang kepada pihak ketiga.
4. Penutupan defisit dengan pembayaran sebagian hutang sekutu.
5. Pelunasan hutang sekutu.
6. Pembagian kas.

Meneruskan informasi pada contoh soal 4.1 diatas bila realisasi aktiva non-kasnya sebesar Rp. 90.000.000, maka sekutu yang modalnya defisit dan punya hutang sekutu maka laporan likuidasinya adalah sebagai berikut:

Keterangan Dalam (000)
Kas Non
Kas Hutang
Dag Hutang P M (10%) N (20%) O (30%) P (40%)
Sebelum Realisasi 30000 320000 90000 15000 30000 50000 75000 90000
Realisasi 90000 -320000 0 0 -23000 -46000 -69000 -92000
Saldo ssd realisasi 120000 0 90000 15000 7000 4000 6000 -2000
Pelunasan Htg Dag -90000 0 -90000 0 0 0 0 0
Saldo 30000 0 0 15000 7000 4000 6000 -2000
Penutupan def. Dg Htg skt -13000 0 0 -2000 0 0 0 2000
Saldo 17000 0 0 13000 7000 4000 6000 0
Pelunasan htg. sekutu & -17000 0 0 -13000 -7000 -4000 -6000 2000
Pembagian kas
Sisa 0 0 0 0 0 0 0 2000



3) Ada sekutu yang modalnya bersaldo negatif akan tetapi tidak dapat ditutup dengan utang kepada sekutu yang bersangkutan

Rugi realisasi yang cukup besar dapat menyebabkan saldo milik sekutu bernilai negatif (defisit) sesudah realisasi. Apabila defisit lebih besar daripada hutang persekutuan kepada salah seorang sekutu tersebut, maka defisit sekutu tersebut dapat ditutup dengan sebagian hutang namun akhirnya harus ditutup sekutu yang defisit tersebut dengan setoran kas.


Langkah-langkah:
1. Realisasi nilai aktiva non-kas.
2. Membagi kerugian realisasi sesuai dengan proporsi rugi-labanya.
3. Pelunasan utang dagang kepada pihak ketiga.
4. Penutupan defisit dengan pembayaran sebagian hutang sekutu.
5. Pembagian kas dari selisih antara modal bersih dengan penutupan defisit yang dibebankan kepada masing-masing sekutu sesuai prosentase yang telah dikurangi prosentase sekutu tidak mampu. Misal defisit B Rp 5000.000, prosentase rugi-laba A: B: C: D sebesar 15: 20: 35: 30 maka:

A B C D

Modal sblm pembagian kas Utang kepada sekutu
6.000.000 (5.000.000) 7.000.000 21.000.000

Modal bersih sekutu
Defisit B
6.000.000
15/80x 5 juta=
(937.500)
(5.000.000)

5.000.000
7.000.000
35/80x 5juta=
(2.187.500)
21.000.000
30/80x 5 juta=
(1.875.000)

Pembagian kas

Saldo akhir
5.062.500
(5.062.500)
0
_

0
4.812.500
(4.812.500)
0
19.125.000
(19.125.000)
0

1. Setoran kas dari sekutu yang saldonya defisit karena sesuai karakteristik persekutuan yaitu unlimited liabilities sehingga bila sekutu yang defisit masih mampu maka harus menyetorkan kasnya sebesar defisitnya.
2. Pelunasan hutang sekutu dan pembagian kas